Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyampaikan penurunan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi di level 5 persen sejalan dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Di samping BI-Rate, suku bunga deposit facility dan lending facility juga diputuskan turun masing-masing sebesar 25 bps menjadi pada level 4,25 persen dan 5,75 persen.
“Ke depan Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sejalan dengan rendahnya perkiraan inflasi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Agustus 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, kebijakan makroprudensial longgar terus diperkuat untuk mendorong kredit pembiayaan, menurunkan suku bunga, dan meningkatkan likuiditas perbankan bagi pencapaian pertumbuhan yang lebih tinggi.
Baca juga: OJK imbau bank bertahap sesuaikan tingkat suku bunganya
Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, penguatan struktur industri sistem pembayaran, serta penguatan daya tahan infrastruktur sistem pembayaran.
Arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk mempertahankan stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tersebut.
Perry menjelaskan beberapa langkah kebijakan bank sentral salah satunya yakni penguatan strategi operasi moneter pro-market guna makin memperkuat efektivitas transmisi penurunan suku bunga, meningkatkan likuiditas, mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valas, serta mendorong aliran masuk modal asing.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.