Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memberi sinyal pemangkasan suku bunga acuan (BI-Rate) lanjutan usai dipangkas sebanyak empat kali sejak awal tahun ini masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) pada Januari, Mei, Juli dan Agustus 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa bank sentral meyakini tingkat inflasi, terutama inflasi inti pada 2025 dan 2026 akan tetap rendah di kisaran 2,5 persen.
“Karena tetap rendahnya ini, tentu saja memberikan ruang bagi penurunan suku bunga yang kami sudah tempuh empat kali ini dan kami terus mencermati ruang penurunan suku bunga ke depan,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Agustus 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.
Adapun ekonomi domestik tahun ini diprakirakan berada di atas titik tengah kisaran 4,6-5,4 persen atau sekitar 5,1 persen. Sementara nilai tukar rupiah diprakirakan stabil dengan kecenderungan menguat.
Bank Indonesia terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore Non-Deliverable Forward (NDF) dan strategi triple intervention pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan. Hal ini termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen moneter Bank Indonesia untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Instrumen tersebut antara lain Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
“Oleh karena itu, ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi yang sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional, sejalan dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi ke depan. Tentu saja itu dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global,” kata Perry.
Sebagai catatan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2025 tercatat tetap rendah sebesar 2,37 persen (yoy). Sementara inflasi inti turun menjadi 2,32 persen (yoy).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2025 (hingga 19 Agustus 2025) menguat sebesar 1,29 persen point to point (ptp) dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2025
Sementara itu, ekonomi triwulan II 2025 tumbuh sebesar 5,12 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,87 persen (yoy).
Sejak September 2024, bank sentral Indonesia mulai menurunkan BI-Rate setelah periode pengetatan moneter. Pada bulan tersebut, BI-Rate dipangkas sebesar 25bps menjadi di level 6 persen.
Selanjutnya, sejak awal tahun ini, BI telah menurunkan BI-Rate pada Januari, Mei, dan Juli masing-masing sebesar 25bps. Terbaru, pada RDG Agustus ini, bank sentral kembali memangkas BI-Rate sebesar 25bps sehingga kini berada pada level 5 persen.
Baca juga: Ekonomi nilai masih ada ruang pemangkasan BI Rate 50 bps di sisa 2025
Baca juga: BI: NPI diprakirakan baik di tengah ketidakpastian yang masih tinggi
Baca juga: BI nilai prospek ekonomi global dibayangi dampak pengenaan tarif AS
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.