Menjadi ibu adalah hal yang Nitya idam-idamkan sejak awal menikah. Ia dan suami melalui perjuangan selama bertahun-tahun yang tidak mudah hingga akhirnya memiliki anak pertama mereka, Kavi, pada tahun 2022.
Segala cara ditempuh pasangan suami istri ini untuk memiliki anak, mulai dari 4 kali inseminasi, 2 kali IVF pengambilan sel telur dan 5 kali IVF transfer embrio. Bahkan, prosedur IVF yang akhirnya berhasil juga melalui perjuangan luar biasa.
Nitya bercerita, sebelum pandemi ia dan suami menjalani prosedur IVF di Malaysia setelah berkali-kali gagal di Indonesia. Namun baru setengah jalan, tiba-tiba ada lockdown sehingga semua rencana terhenti.
“Di tengah masa pandemi itu, kami coba santai. Siapa tahu kalau santai jadi dapat, tapi belum dapat juga. Sempat nyoba inseminasi lagi, siapa tahu dapat, tapi belum juga,” kata Nitya dalam program Cerita Ibu kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, adik Nitya yang baru saja lepas KB dan sedang dalam transisi mengganti KB yang baru, justru hamil anak kedua tanpa direncanakan. Nitya mengaku sempat kesulitan memproses kabar tersebut, meski akhirnya ikut bahagia mengetahui adiknya hamil.
“Di tengah warna-warni pandemi, saya dengar ada cryoshipment, yaitu kita bisa mengirimkan embrio kita sendiri dari luar negeri ke Indonesia. Prosesnya juga agak rumit karena itu kan harus sesuai regulasi dari dua negara,” kata Nitya.
Namun demikian, ia tetap melakukan proses itu. Sayangnya, saat pengiriman embrio yang pertama, ia kembali gagal hamil. Dengan berbagai pertimbangan, ia dan suami akhirnya kembali mengirimkan embrio yang kedua dan terakhir dari Malaysia, dan akhirnya berhasil hamil.
Masa Penantian Tiba: Nitya Menjadi Ibu!
Nitya mengaku, saat pertama kali dikabari pihak rumah sakit bahwa program IVF-nya berhasil, reaksi pertamanya justru bingung. “Karena saking seringnya gagal, jadi bingung. Nggak nyangka akhirnya diberi kesempatan untuk sampai juga di titik ini,” katanya.
Meski demikian, perjuangan belum usai. Sebab Nitya masih harus menjalani berbagai macam prosedur medis seperti suntik penguat kandungan, suntik pematangan paru, dan lain-lain. Proses lahirannya juga harus dipercepat karena ia mengalami pengapuran plasenta. Nitya melahirkan lewat operasi caesar saat usia kandungan 36 minggu.
“Syukurnya pas lahiran saya sehat, bayi saya juga sehat. Support suami saya waktu itu juga luar biasa,” tutur ibu yang tinggal di Jakarta Selatan ini.
Saat ini, putra pertamanya yang diberi nama Kavi ini sudah berumur 3 tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang sehat, ceria, dan perkembangannya baik sesuai kurva tumbuh kembang.
Keguguran saat Program IVF Anak Kedua
Pada 2025, Nitya kembali menjalani IVF untuk program hamil anak kedua. Jika dilihat di atas kertas, kehamilan kali ini lebih baik dari saat hamil Kavi. Namun siapa sangka, setelah usia kandungan 6 minggu, dokter menyatakan sel telurnya di dalam rahim tidak berkembang menjadi embrio, alias blighted ovum.
Akhirnya saat usia kandungan 10 minggu, Nitya mengalami keguguran. Baginya, ini merupakan salah satu momen terberat selama menjalani program hamil.