UNIVERSITAS Nasional mengukuhkan enam guru besar baru pada Senin dan Selasa, 18-19 Agustus 2025. Mereka adalah Edi Sugiono (guru besar ilmu manajemen), Sylvie Meiliana (susastra umum); Andini Nurwulandari (manajemen keuangan), Rusman Ghazali (guru besar administrasi pembangunan dan kebijakan publik), Ganjar Razuni (ilmu politik), dan Sri Desti Purwatiningsih (manajemen komunikasi).
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Para guru besar baru Unas tersebut menyampaikan orasi ilmiah masing-masing. Rusman Ghazali, misalnya, membawakan makalah berjudul "Relasi Kebijakan dengan Demokrasi: Paradigma dan Preskriptip Negara Pembangunan".
Dalam paparannya, Rusman menyebutkan bahwa pembuatan kebijakan di Indonesia kerap berjalan dengan cara menundukkan ruang publik. Menurut Rusman, aktor negara meminggirkan kepentingan rakyat dalam pembuatan kebijakan.
“Tanpa paradigma dan preskriptif kebijakan pembangunan yang tepat, pembuatan kebijakan publik akan selalu potensial memicu protes dan konflik,” kata Rusman di auditorium Universitas Nasional, Selasa, 19 Agustus 2025.
Rusman mengambil empat contoh kasus pembuatan kebijakan publik, yaitu reklamasi Pantai Utara Jakarta, pengelolaan pertambangan, pemberantasan korupsi, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara.
“Pembangunan IKN tidak melalui rancangan yang matang, melainkan hanya melalui proses politik yang tertutup,” ujar Rusman Ghazali.