DEWAN Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) menilai penyelenggara peluncuran buku Jokowi's White Paper merendahkan martabat Universitas Gadjah Mada. Peluncuran buku setebal 700 halaman tentang ijazah mantan presiden Joko Widodo digelar di Univercity Club UGM pada Senin, 18 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Juru Bicara PSI Wiryawan menilai wajar bila pengelola kampus tak mengizinkan peluncuran buku itu digelar di University Club UGM. "Penyelenggara jelas melecehkan UGM karena menutupi tujuan dan substansi acara. Mereka berbohong," kata Wiryawan dalam keterangan resmi pada Selasa 19 Agustus 2025.
Wiryawan mempercayai pernyataan UGM yang menyebut bahwa perizinan gedung kampus itu mulanya untuk keperluan konferensi pers mengenai tokoh nasional kemerdekaan RI ke-80. Namun, acara berubah menjadi peluncuran buku tentang Jokowi yang ditulis oleh Roy Suryo, Rismon Hasiholan Sianipar, dan Tifauzia Tiyassuma alias dokter Tifa.
Atas dasar itu, Wiryawan meyakini bahwa penyelenggara acara tersebut telah berbohong. "Jelas pihak penyelenggara beritikad tidak baik dengan menyembunyikan informasi," tuturnya.
Dia pun mendukung sikap UGM yang menolak untuk memfasilitasi acara tersebut karena tidak ingin dikaitkan dengan isu politik. Roy Suryo dan kawan-kawan merupakan tokoh yang aktif melontarkan ketidakpercayaan terhadap keaslian ijazah Jokowi.
Wiryawan menyebut, semestinya kerja sama antara penyelenggara acara dengan penyedia fasilitas dilandaskan oleh sikap saling menghormati dan berniat baik. Menurut dia, sikap Roy Suryo Cs tidak dapat dibenarkan karena UGM tidak mendapat informasi yang benar perihal acara.
"Pihak UGM baru menerima informasi valid bahwa acara sebenarnya adalah peluncuran buku "Jokowi’s White Paper" belakangan, berbeda dengan keterangan awal saat pemesanan tempat," kata dia kemudian.
Sebelumnya, terjadi sejumlah insiden saat peluncuran buku Jokowi's White Paper di Yogyakarta kemarin. Seperti ruangan yang dipindah, lampu, dan pendingin ruangan yang dimatikan pihak UC UGM, dan debat alot terkait acara itu antara panitia dan pihak keamanan kampus UGM.
Juru Bicara Universitas Gadjah Mada I Made Andi Arsana pun menyatakan ada 10 alasan pihak kampus melarang dan membatalkan acara Roy Suryo cs itu. Salah satu alasannya, kata Made, UGM memandang bahwa acara ini bernuansa politis dan UGM tidak bersedia terlibat dan memfasilitasi acara tersebut.
Secara terpisah, Roy Suryo menyebut ada upaya intimidasi dalam penyelenggaraan acara itu. "Kami ini semua alumni UGM, tapi hanya untuk menggelar acara seperti ini saja mengapa begitu ketakutan hingga AC dan lampu dimatikan ? Kami tidak akan takut," kata Roy pada Senin, 18 Agustus 2025.
Sedangkan dokter Tifa mengatakan, untuk menggelar acara itu pihaknya sudah menyiapkan sejak jauh hari. Bahkan uang muka pembayaran gedung sudah dilakukan. "Tapi kemarin malam (17 Agustus) kami dihubungi pihak UC UGM bahwa acara tak bisa dilakukan di situ (Ruang Nusantara) tanpa alasan jelas, uang muka pun dikembalikan," kata Tifa.