KAWASAN Ibu Kota Nusantara atau IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur belakangan menjadi tempat para pekerja seks komersial menjajakan jasanya. Salah satu alasannya lantaran tarif yang bisa ditawarkan untuk berhubungan seksual lebih tinggi dibanding wilayah lain di timur Kalimantan.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Sari, salah satu pekerja seks di IKN mengatakan selama setahun kebelakang kerap mencari pelanggan di IKN. Biasanya perempuan berusia 25 tahun ini hanya mencari di sekitaran Balikpapan atau Samarinda.
Dia berujar kebanyakan pelanggan di IKN berasal dari buruh bangunan. Ini disebabkan kawasan itu masih dalam proses pembangunan gedung pemerintahan dan infrastruktur penunjang lainnya.
"Ada juga aparatur sipil negara yang mampir," kata Sari dalam laporan Majalah Tempo edisi 11-17 Agustus 2025.
Sari bercerita pernah melayani sepuluh klien dalam sehari, dengan penghasilan mencapai Rp 20 juta sebulan. Itu terjadi ketika proyek pembangunan IKN sedang menggeliat menjelang peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 2024.
Prostitusi di IKN tidak mengenal waktu. Para pekerja seks di IKN menerima tamu dari pagi hingga malam. Bahkan saat hari kerja, ujar Sari, ia kerap mendapat klien di siang bolong. Tamu yang ingin berhubungan seks makin banyak berdatangan ke hotel-hotel di pinggiran kawasan itu pusat pemerintahan di IKN pada malam hari.
Para pekerja seks komersial menjual jasanya melalui aplikasi MiChat. Mereka biasanya menawarkan jasanya dengan mengirimkan foto, katalog, dan lokasi. Pekerja seks ini bisa membanderol tarif paling minimal Rp 300 ribu untuk berhubungan.
Namun, belakangan Sari mengeluhkan sedikitnya pelanggan di IKN imbas berkurangnya jumlah pekerja di proyek sekitar IKN. Menurut dia, paling banyak hanya ada empat tamu sejak pembangunan IKN tidak menjadi prioritas pemerintahan saat ini.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono membantah kabar perihal maraknya prostitusi di IKN. "Itu bukan di IKN, melainkan di Sepaku," ujar Basuki di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 8 Juli 2025.
Berbeda cerita yang datang dari sejumlah kolega Basuki. Sumber Tempo menyebut mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu sebenarnya resah terhadap isu bisnis esek-esek yang menggeliat di IKN.
Pertengahan Juli 2025, Otorita IKN mengumpulkan Ikatan Pengusaha Penginapan Sepaku di kompleks kawasan inti pusat pemerintahan. Dalam pertemuan itu, hadir 40 pemilik penginapan.
Pujiyana Hugo, pemilik penginapan Puncak IKN mengatakan pertemuan itu merembukkan fenomena maraknya pekerja seks. Pertemuan itu dipimpin oleh Deputi Pengendalian Pembangunan Thomas Umbu Pati dan Deputi Sosial Alimuddin.
"Kami diminta membuat aturan yang ketat untuk tamu dan memasang kamera pemantau," ujarnya pada Kamis, 31 Juli 2025.
Dalam forum itu juga sejumlah pengusaha penginapan mengeluhkan bisnisnya bakal terancam imbas aturan tersebut. Pemilik usaha berpandangan para pekerja seks dan tamunya bisa membawa keuntungan di tengah kelanjutan pemindahan ibu kota yang belum pasti.
Laporan lengkap soal fenomena produksi di IKN bisa dibaca secara eksklusif di Majalah Tempo di sini.